Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un -Telah Wafat KH Sahal Mahfuzh Kajen Pati Jawa Tengah (Rois 'Aam PBNU dan Ketua Umum MUI- lahul fatihah

KISAH INSPIRATIF

Kisah adalah cara paling mudah dan ringan untuk menyampaikan sesuatu. Orang dapat menemukan dan memahami konsep dalam sebuah contoh kenyataan melalui kisah.
Bila menurut anda blog ini bermanfaat, sebarkanlah kepada keluarga dan teman-teman anda serta jadilah bagian dari penyuka halaman KISAH INSPIRATIF - HIKAYAT INDAH di facebook.

Selasa, 28 Oktober 2008

SUMBER SUNGAI SURGA



Nabi Muhammad s.a.w. mengisahkan, “Pada malam aku diberangkatkan (isro) ke langit, diperlihatkan kepadaku seluruh surga. Di dalamnya ada empat sungai, sungai air bening, sungai susu yang tak berubah rasanya, sungai arak yang lezat bagi peminumnya dan sungai madu yang murni (sebagaimana firman Allah, “di dalamnya ada sungai air…………..

Aku bertanya pada Jibril, ‘Dari mana hulunya dan ke mana muaranya semua sungai ini ?”

Jibril menjawab, “Semuanya bermuara ke telaga kausar, namun aku tidak tahu dari mana hulunya. Mintalah pada Allah agar memperlihatkan padamu dari mana hulunya !”

Nabi s.a.w. pun berdo’a pada Allah. Datanglah malaikat menyampaikan salam. Ia berkata, “Wahai Muhammad, pejamkanlah matamu”.

Nabi berkata, “Aku pun memejamkan mata”.

Malaikat itu berkata kembali padaku, “Bukalah matamu !”

Aku pun membuka mata. Saat itu aku sudah berada dekat sebuah pohon. Aku melihat sebuah qubah dari mutiara putih. Pintunya dari emas merah (menurut sebagian kisah dari jamrud hijau). Bila seluruh jin dan manusia dikumpulkan dan diam di atas qubah itu, mereka semua seperti burung yang hinggap di atas gunung atau seperti bola diletakkan di lautan. Aku melihat keempat sungai itu mengalir dari bawah qubah.

Saat aku hendak kekmbali, malaikat itu bertanya kepadaku, “Mengapa tidak masuk ke dalam qubah ?”

Aku berkata, “aku akan memasukinya, tapi di pintunya ada gembok. Bagaimana aku membukanya ?”

Malaikat itu menjawab, “Di tanganmu ada kuncinya”.

Mana kuncinya ?”

Kuncinya bismillahirrohmanirrohim”

Saat aku mendekat pada germbok aku ucapkan bismillahirrohmanirrohim. Terbukalah gembok itu, sehingga aku masuk ke dalam qubah. Di dalamnya aku lihat sungai itu mengalir keluar dari empat tiang qubah.

Ketika aku hendak keluar, Malaikat itu bertanya, “Apakah sudah engkau lihat, wahai Muhammad ?"

Ya, sudah aku lihat”

Lihatlah kembali !”

Saat aku lihat kembali, aku melihat pada empat tiang itu tertulis bismillahirrohmanirrohim. Aku lihat sungai air keluar dari mim lafaz bismi. Sungai susu keluar dari ha lafaz jalalah (Allah). Sungai arak keluar dari mim lafaz rohman. Sungai madu keluar dari mim lafaz rohim. Tahulah aku bahwa sumber keempat sungai ini adalah basmalah.

Allah berfirman, “Wahai Muhamamd, sungguh siapa pun dari umatmu yang mengingat-Ku dengan nama-nama ini dan berkata bismillahirrohmanirrohim dengan hati yang bersih (ikhlas), Aku beri minum ia dari keempat sungai ini”.

Allah memberi pahala yang agung dari sisi-Nya.

Selengkapnya...

Sabtu, 18 Oktober 2008

KEUTAMAAN IHYA ULUMIDDIN

Imam Al-Yafi’i r.h. meriwayatkan dengan sanad yang sohih sebuah kisah sebagai berikut :

Syaikh Abal Hasan r.h. seorang ahli fiqih yang di zamannya ditaati dan didengar perkataannya pernah menentang kitab Ihya Ulumiddin karya Imam Al-Gozali q.s. Beliau berpandangan bahwa Ihya Ulumiddin telah melanggar As-Sunnah.

Puncak penentangan itu beliau ekspresikan dengan memerintahkan untuk mengumpulkan naskah Ihya Ulumiddin. Beliau berencana membakarnya di hadapan masyarakat pada hari Jum’at di masjid jami’.

Pada malam jum’at itu, beliau bermimpi. Dalam mimpi itu beliau masuk ke masjid jami’. Di sana dilihatnya ada Nabi Muhammad s.a.w. bersama sohabat Abu Bakar As-Sidiq r.a. dan ‘Umar bin Khottob Al-Faruq r.a. Saat itu dilihatnya pula Imam al-Gozali q.s. berada di hadapan Nabi s.a.w.

Ketika Syaikh Abal Hasan datang menghadap, Imam Al-Gozali q.s. berkata, "Orang ini memusuhiku ya Rosulalloh. Apabila masalah sebagaimana yang ia sangka, maka aku akan bertaubat dan apabila bagiku ada berkahmu dan aku termasuk mengikuti sunnahmu maka tunaikanlah hakku dari musuhku ini"

Kemudian Nabi s.a.w. mengambil kitab Ihya Ulumiddin. Dibukalah oleh beliau selembar demi selembar dari awal sampai akhir. Lalu beliau bersabda, "Demi Allah, sungguh ini sesuatu yang baik".

Diambillah kemudian Ihya Ulumiddin itu oleh Abu Bakar As-Sidiq r.a. Beliau menelitinya lalu berkata, "Benar, demi Zat yang mengutus engkau dengan haqq (kebenaran), sungguh ini sesuatu yang baik".

Diambil pula kemudian oleh ‘Umar bin Khottob r.a. Beliau pun menelitinya, kemudian memujinya sebagaimana Abu Bakar as-Sidiq r.a.

Turunlah perintah dari Nabi s.a.w untuk membuka baju Syaikh Abal Hasan dan memukulnya dengan had (hukuman) untuk pemfitnah.

Saat hukuman telah dilakukan lima kali pukulan cambuk. Abu Bakar As-Sidiq r.a. memberikan pertolongan dan pembelaan. Beliau berkata, "Ya Rosulalloh, ia menyangka telah terjadi pelanggaran sunnahmu dan ternyata sangkaannya salah".

Mendengar itu Imam Al-Gozali q.s. meridoinya dan menerima pembelaan Abu Bakar As-Sidiq r.a.

Terbangunlah Syaikh Abal Hasan r.h. dan menemukan bekas cambukan di punggungnya.

Kejadian ini beliau beritahukan kepada para sahabatnya. Beliau bertaubat kepada Allah SWT dari ingkarnya terhadap Imam Al-Gozali q.s.

Bekas cambukan itu terus terasa sakit dalam waktu yang lama. Beliau memohon kepada Allah SWT dan meminta syafa’at Nabi s.a.w. Sampai suatu ketika Nabi s.a.w. datang dalam mimpinya. Beliau mengusap punggungnya sehingga ia sembuh dengan izin Allah SWT.

Setelah itu beliau terus-menerus mempelajari Ihya Ulumiddin. Allah SWT bukakan baginya apa yang ada di dalamnya, sehingga beliau menggapai ma'rifatullah dan menjadi seorang syaikh besar dalam ilmu lahir dan batin. Rohimahulloh. Amin***

Selengkapnya...

Jumat, 10 Oktober 2008

TULISAN PERTAMA DI LAUH MAHFUZ

Nabi Muhammad s.a.w. bersabda, “Ketika Allah menciptakan qolam, kemudian lauh, Allah memerintahkan qolam untuk mendatangi lauh. Allah berfirman kepada qolam, “Wahai qolam”.

Qolam menjawab, “Aku sambut panggilan-Mu dan aku siap menerima perintah-Mu Ya Robbi”

Allah memberi perintah, “Tulislah pertama kali bismillāhirrohmānirrohimi”.

Ketika qolam menulis “ba” keluarlah darinya cahaya yang menyinari segala sesuatu di malakūt dari mulai ‘arsy sampai bumi. Bertanyalah qolam, “Ya Robbi ! Apakah “ba” ini ?”

Allah menjawab, “Ba ini adalah barīun liummati Muhammadin (pembebas untuk umat Muhammad)”

Allah memerintahkan pula qolam menulis “sīn”.

Ketika qolam menulisnya, keluarlah dari lekukan-lekukannya beberapa cahaya. Cahaya yang satu memancar ke ‘arsy, yang satu ke kursi dan yang satu ke surga. Ketika qolam melihat ketiga cahaya ini, ia bertanya, “Ilahi, Apakah cahaya-cahaya ini ?”

Allah menjawab, “Ini adalah cahaya umat Muhammad ‘alahissolātu wassalām. Adapun cahaya yang memancar ke ‘arsy adalah cahaya al-sābiqīn, cahaya yang memancar ke kursi adalah cahaya al-muqtasidīn dan cahaya yang memancar ke surga adalah cahaya al-‘āsīn dan az-zōlimīn di antara mereka”.

Allah memerintahkan pula Qolam menulis “mīm”.

Ketika qolam menulisnya, keluarlah darinya cahaya yang lebih terang dan lebih bersinar dari cahaya “ba” dan “sīn” sehingga menyinari segala se-suatu dari ‘arsy sampai bumi. Terdiamlah qolam dalam ketakjuban seribu tahun. Setelah itu bertanyalah qolam, “Ya Robbi, Apakah cahaya ini ?”

Allah menjawab, ”Ini adalah Nur Muhammad ‘alaihissolātu wassalām. Dia adalah kekasih-Ku, pilihan-Ku dan rosul-Ku. Ini Sayyid seluruh nabi dan rosul. Dan tidak Aku ciptakan segala sesuatu, kecuali karenanya”.

Ketika Qolam mendengarnya maka berkeinginanlah untuk menyampaikan salam pada Nur Muhammad ‘alahissolātu wassalāmu, kemudian meminta idzin melakukannya. Kemudian berkatalah qolam, “Assalāmu ‘alaika (salam bagimu) wahai Rosūlallōh - wahai Habīballōh dan wahai Nūrollōh.

Allah berfirman, “Wahai qolam ! engkau telah menyampaikan salam kepada kekasih dan rosul-Ku padahal ia saat ini tidak ada, sedangkan apabila ia hadir pastilah ia akan menjawab salammu, karena itu Aku jawab padamu karenanya. Bagimu salam dari-Ku wahai qolam”.

Allah memerintahkan qolam menulis Allah Ar-Rohmān Ar-Rohīm.

Bertanyalah qolam, “Ya Robbi,Apakah nama-nama ini bagi-Mu ?”

Allah Yang Maha Tinggi menjawab, “Aku - Allah - untuk as-sābiqīn, Aku - Ar-Rohmān – untuk al-muqtasidīn dan Aku - Ar-Rohīm - untuk al-‘āsīn dan az-zōlimin”.

Dalam sebagian keterangan disebutkan bahwa As-Sābiqīn adalah orang yang kebaikannya amat banyak – jauh melebihi keburukannya. Al-Muqtasidīn adalah orang yang kebaikan dan keburukannya berbanding. Al-‘Āsīn adalah orang yang keburukannya jauh melebihi kebaikan yang dilakukan.

Selengkapnya...