Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un -Telah Wafat KH Sahal Mahfuzh Kajen Pati Jawa Tengah (Rois 'Aam PBNU dan Ketua Umum MUI- lahul fatihah

KISAH INSPIRATIF

Kisah adalah cara paling mudah dan ringan untuk menyampaikan sesuatu. Orang dapat menemukan dan memahami konsep dalam sebuah contoh kenyataan melalui kisah.
Bila menurut anda blog ini bermanfaat, sebarkanlah kepada keluarga dan teman-teman anda serta jadilah bagian dari penyuka halaman KISAH INSPIRATIF - HIKAYAT INDAH di facebook.

Kamis, 25 Februari 2010

DIA YANG ENGKAU CACI MAKI

Seorang Yahudi tua yang buta dan menjadi pengemis setiap hari selalu mencaci-maki Rasulullah Muhammad s.a.w. Caci maki itu seakan sudah menjadi amal wiridnya sehari-hari. Kaum muslimin yang mendengarnya merasa sangat tidak enak.

Salah seorang sahabat melaporkan hal itu kepada Rasulullah s.a.w., “Ya Rasulallah ! Ada seorang pengemis buta yang setiap hari mencaci-maki engkau”.

“Di mana tempatnya ?” Rasulullah bertanya.

“Di pojokan jalan sana ya Rasulallah”.

Sahabat ini mengira Rasulullah s.a.w. akan marah. Ternyata beliau s.a.w. pergi menemui pengemis itu dengan membawa makanan. Begitu beliau s.a.w. melihat pengemis itu ompong, beliau duduk didekatnya melumatkan makanan dan menyuapi pengemis tua yang buta itu dengan penuh kelembutan. Hal itu terus beliau lakukan setiap hari tanpa memberitahukan siapa beliau sebenarnya. Dan pengemis itu pun tetap mencaci-maki Rosulullah s.a.w.

Ketika Rasulullah s.a.w. telah wafat, Asma bin Abu Bakr As-Sidiq r.a. lewat tempat itu dan melihat pengemis itu masih juga mencaci-maki Rasulullah s.a.w. Asma r.a. berkata kepada ayahnya – Abu Bakar As-Sidiq r.a., “Wahai ayahku ! Bukankah engkau tidak pernah meninggalkan sunnah Rasulullah ?”

“Memang benar demikian. Ada apa gerangan engkau bertanya ?” jawab Abu Bakr As-Sidiq r.a.

“Ada satu amal Rasulullah yang sering aku lihat. Beliau selalu menyuapi laki-laki buta yang selalu mencaci-makinya” Asma r.a. berkata.

Mendengar penjelasan putrinya, Abu Bakar As-Sidiq r.a. tergerak. Ia pergi mendatangi pengemis tua itu membawa makanan dan menyuapinya seperti Rasulullah s.a.w.

Saat Abu Bakar Asd-Sidiq r.a. menyuapinya, pengemis tua yang buta itu berkata, “Hei….. engkau bukan orang yang biasa memberiku makan. Orang yang biasa memberiku makan adalah orang yang sangat lembut. Ia selalu melumatkan dulu makanannya, karena ia tahu aku sudah tua dan tidak lagi memiliki gigi”.

Mendengar itu, menangislah Abu Bakar As-Sidiq r.a. dan berkata, “Tahukah anda siapa yang selama ini selalu menyuapi anda ? (Dia telah wafat). Dialah Rasulullah. Dialah orang yang setiap hari engkau caci-maki. Dialah yang memberi engkau makan setiap hari. Dialah yang melumatkan makananmu agar engkau bisa makan dengan baik…………”

Pengemis tua Yahudi itu pun menangis dan kemudian menjadi seorang muslim.

Selengkapnya...

Rabu, 10 Februari 2010

LARI DARI AJAL


Satu ketika pada masa Nabi Sulaiman a.s., Malakal maut datang di pertemuan Nabi Sulaiman a.s. Ia memandang tajam dan lama pada salah seorang yang hadir, kemudian pergi.

Orang itu bertanya kepada Nabi Sulaiman a.s., “Wahai Nabiyalloh, siapakah orang itu ?”
Nabi Sulaiman a.s. menjawab, “Malakal maut”

Ia berkata lagi, “Wahai Nabi Alloh, aku melihat ia lama memandangku. Aku takut ia bermaksud mencabut ruhku. Selamatkanlah aku dari tangannya”

“Bagaimana aku bisa menyelamatkanmu ?” tanya Nabi Sulaiman a.s.

“Perintahkanlah angin membawaku ke India. Semoga ia kehilangan dan tidak dapat menemukanku” pinta orang itu.

Nabi Sulaiman a.s. pun memerintahkan angin untuk membawa orang itu ke pedalaman India. Bertiuplah angin membawanya ke India saat itu juga. Dan wafatlah ia di sana.

Setelah kejadian itu, Malakal maut kembali datang berkunjung ke Nabi Sulaiman a.s. Nabi Sulaiman a.s. bertanya, “Mengapa engkau lama memandangi orang itu ?”

Malakal maut menjawab, “Aku heran. Aku diperintahkan Allah mencabut ruhnya di India, sedang ia tidak di sana. Sampai angin membawanya ke sana sebagaimana yang ditentukan Allah. Maka aku cabut ruhnya di sana”.
Selengkapnya...

Senin, 08 Februari 2010

APA MASALAH MU ?

Seorang pemuda datang menemui penghulu Hasan Mustafa. Ia bertanya, “Tuan penghulu, apakah hukumnya makan kodok ? Halal ataukah haram ?”

Penghulu Hasan Mustafa menjawab, “Apakah di desamu masih ada sawah dan kolam ikan ?”

Pemuda itu menjawab, “Ada”

“Apakah di sawah masih ada belut dan di kolam masih ada ikannya ?” tanya penghulu Hasan Mustafa lebih lanjut.

“Ada”

“Bila begitu, makanlah dahulu belut dan ikan itu. Tak perlu makan kodok”

hmmm... ternyata kadangkala kita hanya mempersulit diri sendiri...kadangkal kita membuat masalah bagi diri sendiri...

Selengkapnya...

Selasa, 02 Februari 2010

DI HADAPAN CINTA


Abdullah Ibnu Mubarak q.s. pernah jatuh cinta pada seorang gadis. Ia tergila-gila betul pada gadis itu. Ia gundah dan gelisah mendambakan kekasihnya.

Suatu malam di musim dingin, ia berdiri di bawah jendela kamar gadis pujaaannya. Ia menunggu semalaman. Ia rela berlama-lama di sana sekedar untuk menatapnya walaupun hanya sejenak. Butiran-butiran salju yang turun membasahi tidak ia hiraukan. Ia termangu, menunggu di sana sepanjang malam. Ia berharap sang gadis akan menampakkan diri walau sejenak.

Cinta pun melewati batas ruang dan waktu mengalahkan dingin malam yang menggigit. Sampai alunan azan berkumandang. Ia menyangka itu azan ‘isya, namun tak lama kemudian matahari menampakkan diri dan sinarnya memancar ke seluruh bumi. Ternyata itu azan subuh.

Saat itu, barulah ia tersadar dan berbisik dalam hatinya, “Wahai putera Mubarak yang tak tahu malu ! Di malam yang begitu dingin engkau terpaku hanya untuk memuaskan hasrat dirimu. Tapi bila seorang imam membaca surat yang panjang, engkau langsung gelisah dan bahkan kesal”

Selengkapnya...