Pada masa Nabi Dawud a.s., ada seorang penguasa yang kafir dan kejam. Rakyatnya mendatangi Nabi Dawud a.s. untuk mohon pertolongan.
“Wahai Nabi Allah, selamatkanlah kami darinya” pinta mereka pada Nabi Dawud a.s.
Nabi Dawud a.s. pun memerintahkan menangkap dan menghukumnya dengan disalib.
Akhirnya, penguasa ini ditangkap dan diikat di kayu salib di atas gunung pada sore hari. Setelah itu, kembalilah masyarakat ke tempat tinggalnya masing-masing. Tinggallah penguasa ini terikat pada kayu salib di atas gunung sendirian.
Saat sendiri itu, ia berdo’a memohon kepada tuhan-tuhan yang selama ini disembahnya. Hasilnya, tidak ada satu pun yang memberinya pertolongan. Ia tetap sendiri terikat di kayu salib.
Ia kemudian memohon pada bulan dan matahari. Ia berdo’a, “Aku menyembahmu agar engkau bermanfaat bagiku di saat mendapat balai. Berilah aku pertolongan !”
Bulan dan matahari pun tak dapat memberinya pertolongan. Ia tetap sendiri terikat di kayu salib.
Akhirnya, ia menghadap dan memohon kepada Allah. Ia menyebut asma Allah dan memohon kepada-Nya. Ia bermunajat, “Ya Allah ! Aku telah mendurhakai-Mu. Aku telah menyembah selain Engkau. Semuanya tidak memberiku manfaat. Saat ini aku datang menghadap-Mu -Engkau-lah Al-Haqq (Sang Maha Benar) – untuk memohon pertolongan-Mu bagiku. Tolonglah aku dengan rahmat-Mu”
Allah berfirman, “Orang ini telah menyembah beraneka tuhan dalam waktu yang lama dan tidak ada yang memberinya manfaat. (Saat ini) ia kembali berdo’a memohon kepada-Ku. Aku kabulkan baginya. Sungguh Aku yang mengabulkan do’a orang yang dalam kesempitan dan bahaya (mudhtor) bila ia berdo’a kepada-Ku. Wahai Jibril, turunlah pada hamba-Ku ini dan letakkan ia di atas tanah dalam keadaan selamat dan sehat”
Turunlah Malaikat Jibril menolong orang ini sebagaimana yang Allah perintahkan.
Saat subuh tiba, masyarakat pergi mendatangi Nabi Dawud a.s. Mereka berkata, “Izinkanlah kami untuk melepaskannya dari kayu salib”
Nabi Dawud a.s. pun memberi mereka izin.
Saat tiba di atas gunung, mereka menemukan penguasa itu masih hidup serta selamat dan sehat. Ia sudah terbebas dari salib dan berada di atas tanah dengan sehat dan selamat. Masyarakat pun geger dan melaporkannya pada Nabi Dawud a.s.
Nabi Dawud a.s. berangkat untuk memeriksa dan membuktikannya. Saat tiba, disaksikanlah bahwa laporan itu memang benar.
Shalatlah Nabi Dawud a.s. dua raka’at dan bermunajat, “Ya Allah ! Beritahulah aku tentang keajaiban yang aku lihat ini”.
Allah menurunkan wahyu padanya, “Wahai Dawud ! Sungguh hamba ini telah memohon kepada-Ku, maka Aku kabulkan permohonannya. Sungguh, apabila Aku tidak mengabulkan sebagaimana tuhan-tuhan yang disembahnya, maka apa perbedaan-Ku dari mereka ? Seperti itulah yang Aku lakukan pada orang-orang yang kembali kepada-Ku. Wahai Dawud ! Tunjukkanlah iman padanya, karena sesungguhnya ia akan beriman dan akan baik imannya. Aku-lah yang berfirman benar (haqq) dan Aku yang menunjukkan serta mengantarkan jalan”.
Selengkapnya...