Ada seorang laki-laki yang terpikat hatinya oleh seorang wanita. Saat wanita itu pergi untuk memenuhi kebutuhannya, ia pergi menyertainya.
Ketika tiba di daerah sepi dan rombongan telah tertidur, datanglah laki-laki itu menemui si wanita. Ia menyampaikan hasrat dirinya. Wanita itu berkata, “Lihatlah ! Apakah semua orang telah tertidur ?”
Bergembiralah laki-laki itu. Ia menyangka wanita itu akan memenuhi hasratnya. Ia pun pergi berkeliling. Ia perhatikan semuanya. Ternyata semua orang memang telah tertidur.
Kembalilah ia menemui wanita itu. Ia berkata padanya, “Benar, semua orang telah tertidur”
Wanita itu bertanya, “Apa pendapatmu tentang Allah Ta’ala ? Apakah Dia pun tertidur saat ini ?”
Laki-laki itu menjawab, “Sungguh Allah tidak tidur. Dia tak terkena kantuk dan tidur”.
“Sungguh Zat yang tidak terkena kantuk dan tidur selalu melihat kita, walaupun seluruh manusia tidak melihat kita. Zat itu lebih patut kita takuti”, wanita itu mengingatkan.
Pergilah laki-laki itu meninggalkan sang wanita, karena takut kepada Allah. Ia pun bertaubat lalu kembali ke desanya.
Saat ia telah wafat, orang-orang bermimpi bertemu dengannya. Ditanyakan padanya, “Apa yang Allah lakukan padamu ?”
Ia menjawab, “Allah mengampuniku sebab takutku (pada-Nya) dan aku meninggalkan dosa (waktu) itu”.
Ketika tiba di daerah sepi dan rombongan telah tertidur, datanglah laki-laki itu menemui si wanita. Ia menyampaikan hasrat dirinya. Wanita itu berkata, “Lihatlah ! Apakah semua orang telah tertidur ?”
Bergembiralah laki-laki itu. Ia menyangka wanita itu akan memenuhi hasratnya. Ia pun pergi berkeliling. Ia perhatikan semuanya. Ternyata semua orang memang telah tertidur.
Kembalilah ia menemui wanita itu. Ia berkata padanya, “Benar, semua orang telah tertidur”
Wanita itu bertanya, “Apa pendapatmu tentang Allah Ta’ala ? Apakah Dia pun tertidur saat ini ?”
Laki-laki itu menjawab, “Sungguh Allah tidak tidur. Dia tak terkena kantuk dan tidur”.
“Sungguh Zat yang tidak terkena kantuk dan tidur selalu melihat kita, walaupun seluruh manusia tidak melihat kita. Zat itu lebih patut kita takuti”, wanita itu mengingatkan.
Pergilah laki-laki itu meninggalkan sang wanita, karena takut kepada Allah. Ia pun bertaubat lalu kembali ke desanya.
Saat ia telah wafat, orang-orang bermimpi bertemu dengannya. Ditanyakan padanya, “Apa yang Allah lakukan padamu ?”
Ia menjawab, “Allah mengampuniku sebab takutku (pada-Nya) dan aku meninggalkan dosa (waktu) itu”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar