Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un -Telah Wafat KH Sahal Mahfuzh Kajen Pati Jawa Tengah (Rois 'Aam PBNU dan Ketua Umum MUI- lahul fatihah

KISAH INSPIRATIF

Kisah adalah cara paling mudah dan ringan untuk menyampaikan sesuatu. Orang dapat menemukan dan memahami konsep dalam sebuah contoh kenyataan melalui kisah.
Bila menurut anda blog ini bermanfaat, sebarkanlah kepada keluarga dan teman-teman anda serta jadilah bagian dari penyuka halaman KISAH INSPIRATIF - HIKAYAT INDAH di facebook.

Kamis, 15 April 2010

GURU YANG JELI


Pada masa daulah Ustmaniyyah, ada seorang guru sufi besar di Islambul. Ketenarannya sampai ke telinga sultan. Sultan pun datang berkunjung ke pondoknya setiap kamis malam. Ia mengikuti pengajian dan zikir di sana.

Setelah beberapa minggu, sultan menyampaikan kepada syaikh itu, “Sungguh aku mencintai anda dan ajaran anda. Aku senang ikut serta dalam majelis zikir anda. Mintalah apa pun yang anda inginkan ! Jika itu berada dalam kekuasaanku, maka akan aku berikan”.

Syaikh menjawab, “Aku memiliki satu permintaan. Aku minta janganlah anda kembali lagi kemari”,

Sang sultan merasa heran dan terganggu. Ia pun bertanya, “Apakah aku menyinggung perasaan anda ? Atau aku melanggar salah satu aturan atau tradisi dalam jama’ah anda ? Jika demikian, aku sangat menyesal. Aku yakin hal itu di luar kesadaranku. Itu bukan karena kurangnya penghargaanku pada anda dan tradisi anda”.

Syaikh menjawab, “Bukan. Masalahnya bukan pada diri anda. Anda selalu bersikap penuh penghormatan. Masalahnya ada pada murid-muridku. Sebelum anda datang, mereka berzikir dan berdo’a kepada Allah. Kini mereka berzikir dan berdo’a untuk memuaskan anda. Karena itu, aku harus meminta anda untuk tidak kembali. Kami belum kuat untuk menanggung kehadiran anda”.

Selengkapnya...

Rabu, 14 April 2010

JIHADKU


Sahabat Ali bin Abi Tolib k.w. dalam pertarungan di sebuah pertempuran telah menjatuhkan lawan duelnya. Beliau siap untuk mengakhiri pertarungan dengan satu tebasan pedang lagi. Saat itu, musuhnya yang sudah jatuh meludahi beliau.

Sahabat Ali bin Abi Tholib k.w. pun melangkah mundur seraya berkata, “Kau boleh pergi ! Nyawamu diharamkan untukku saat ini”.

Musuhnya heran dan bertanya, “Apa maksudmu ?”

Ali bin Abi Tolib k.w. menjawab, “Aku berperang karena (demi) Allah dan mungkin saja aku ingin membunuhmu di tengah pertempuran, bertarung demi agamaku. Tapi, ketika engkau meludahiku, kau membuatku marah. Aku akan bertempur dan bahkan membunuh (dalam pertempuran) karena Allah, namun aku tidak akan menjadi seorang pembunuh karena nafsuku”

Musuh itu pun tersentuh dan kemudian menjadi seorang muslim.


Selengkapnya...

Selasa, 13 April 2010

KEKUATAN KATA


Seorang pria kaya dan terhormat mengundang beberapa tamu penting pada sebuah jamuan makan malam. Setelah makan malam, putrinya tiba-tiba merasa pusing dan harus dibaringkan di tempat tidur.

Pria kaya sebagai tuan rumah meminta ulama yang menjadi salah seorang tamunya untuk berdo’a bagi putrinya. Ulama itu pun mengucapkan beberapa do’a dan kalimat–kalimat dari kitab suci untuk memohon kesembuhan.

Melihat itu, seorang dokter yang ada di sana merasa kesal. Ia berkomentar, “Mengapa jaman modern sekarang ini masih mempercayai takhayyul semacam itu ? Kita mempunyai aneka ragam obat dan vitamin untuk menyembuhkan”.

Mendengar komentar itu, sang ulama berkata, “Mengapa sekarang ada keledai yang menjadi dokter (?). Bagaimana mungkin orang bodoh yang tidak memiliki kepekaan dapat menjadi dokter (?)”

Mendengar ucapan itu, sang dokter terdiam. Mukanya merah padam karena tersinggung dan marah.

Ulama itu berkata kembali dengan sopan dan lembut, “Maafkan saya, ucapan itu saya katakan hanya untuk menjelaskan sesuatu. Bila ucapan duniawi seperti itu dapat membuat perubahan pada diri seseorang, seperti muka anda yang menjadi merah padam, pembuluh darah yang membesar, jantung berdebar dan adrenalin meningkat, maka sangat mungkin do’a dan kalimat-kalimat kitab suci pun dapat membuat perubahan - membantu kesembuhan.”


Selengkapnya...

Jumat, 09 April 2010

BAGAIMANAKAH ENGKAU SHALAT ?


Suatu ketika, ‘Asom bin Yusuf mendatangi majelis pengajian Hatim Al-Asom dengan maksud berdebat dengannya. Bertanyalah ia, “Wahai Abu Abdirrohman, bagaimanakah engkau shalat ?”

Hatim menoleh dan melihat kepada ‘Asom serta berkata kepadanya, “Bila datang waktu shalat, aku berdiri lalu berwudu dengan wudu zohir dan batin”

‘Asom bertanya, “Bagaimanakah wudu batin itu ?”

Hatim menjawab, “Adapun wudu zohir adalah aku membasuh anggota tubuhku dengan air, sedangkan wudu batin adalah adalah aku membasuhnya dengan tujuh hal, yaitu dengan taubat, penyesalan, meninggalkan cinta dunia (hubbud dunya), pujian makhluk, riyasah (jabatan/status sosial), ghull dan hasud. Setelah itu aku pergi ke masjid. Aku siapkan tubuhku, menghadap kiblat, meletakkan diriku di antara roja (harapan) dan khoufku (takutku). Allah “di hadapanku”, surga di kananku, neraka di kiriku, Malaikat maut di belakang punggungku dan seakan aku meletakkan telapak kakiku di atas sirot serta aku menyangka bahwa inilah shalatku yang terakhir. Kemudian aku berniat, bertakbir dengan ihsan, membaca ayat Al-Quran dengan tafakkur, ruku’ dengan tawadu’, sujud dengan tadorru’, bertasyahhud dengan penuh harap, dan salam dengan ikhlas. Inilah shalatku selama 30 tahun.

‘Asom berkata padanya, ”Ini sesuatu yang orang lain tidak mampu melakukannya”.

Menangislah ‘Asom dengan tangisan yang luar biasa (memilukan), menyadari kelemahan dirinya dalam ibadah selama ini.


Selengkapnya...

Rabu, 07 April 2010

MENGAPA ?


Ada seorang penebang kayu yang shalih. Ia tinggal di sebuah daerah yang berdekatan dengan sebuah desa yang penduduknya termasuk kaum musyrikin. Mereka menyembah pohon yang tumbuh di tengah desa mereka.

Suatu hari, penebang kayu itu memutuskan untuk menebang pohon yang disembah itu. Ia ingin menunjukkan bahwa yang disembah itu bukan Tuhan, hanya sebatang pohon yang juga makhluk Tuhan. Mereka seharusnya menyembah Allah – Tuhan Pencipta mereka, Pencipta pohon yang mereka sembah serta Pencipta seluruh alam semesta.

Di tengah perjalanan, ia dihentikan oleh seorang laki-laki. Laki-laki itu bertanya, “Hendak ke mana ?”

“Demi Allah, aku hendak menebang pohon yang disembah oleh penduduk itu”, penebang kayu itu menjawab.

“Itu kesalahan”, laki-laki itu berkata lagi.

“Siapa kau hingga berhak mengatakan apa yang harus ku lakukan ?” tanya penebang kayu.

“Aku adalah Iblis. Aku tidak akan membiarkanmu menebang pohon itu”

Penebang kayu itu bergerak. Ia menarik Iblis dan membantingnya ke tanah dengan mudah. Ia letakkan kampaknya di leher Iblis.

Iblis menyampaikan alasan logis, “Kau bersikap tidak masuk akal. Mereka tidak akan membiarkanmu menebang pohon yang mereka sembah. Bahkan, bila kau melakukannya, mereka mungkin akan membalas dengan membunuhmu. Istrimu akan menjadi janda. Anak-anakmu menjadi yatim. Selain itu, bila kau menebang pohon itu, mereka akan mencari pohon lain untuk mereka sembah. Pikirkanlah !”

Iblis melanjutkan strateginya, “Aku memberi penawaran kepadamu. Aku tahu bahwa kamu seorang yang miskin, namun juga seorang yang taat dan mempunyai sebuah keluarga besar. Salian itu, kamu pun senang menolong orang lain. Setiap hari, aku akan menaruh dua koin emas di bawah tempat tidurmu. Dengan itu, kamu terhindar dari bahaya pembunuhan dan dapat membiayai keluargamu serta membantu orang lain”.

Penebang kayu ini setuju. Kembalilah ia pulang. Ia membatalkan maksudnya untuk menebang pohon dan menghilangkan kemusyrikan.

Keesokan harinya, ia menemukan dua koin emas di bawah tempat tidurnya. Ia memakainya untuk nafkah keluarganya dan membantu orang lain.

Pada pagi hari berikutnya, ia tidak menemukan lagi koin emas itu. Ia mencari ke seluruh ruangan dan tetap tidak menemukannya. Ia pun Marahlah terhadap pengkhianatan Iblis itu. Ia segera menyiapkan kampaknya dan berangkat untuk menebang pohon itu.

Di tengah perjalanan, ia kembali dihentikan Iblis. Sambil tersenyum menyeringai Iblis bertanya, “Hendak ke mana ?”

“Penipu, pembohong ! Aku hendak menebang phon itu” jawab sang penebang kayu.

Iblis menyentuh dada sang penebang kayu dengan satu jarinya. Sang penebang kayu langsung terpelanting jatuh ke tanah karena kekuatan sentuhan itu. Iblis menyentuh dan menekan dadanya dengan satu jari seraya berkata, “Kau ingin aku bunuh ? Dua hari lalu kau yang ingin membunuhku. Berjanjilah kau tidak akan menebang pohon itu !”

Sang penebang kayu menjawab, “Aku berjanji tidak menebang pohon itu. Namun, katakanlah satu hal padaku. Dua hari yang lalu aku mengalahkanmu dengan mudah. Dari mana kamu mendapatkan kekuatan untuk mengalahkanku hari ini ?”

Iblis tersenyum dan berkata, “Saat itu kau hendak menebang kayu karena Allah, namun hari ini kau berkelahi denganku karena dua koin emas”.

Selengkapnya...

Sabtu, 03 April 2010

DO'AKU TERKABUL !!!


Seorang laki-laki berdo’a kepada Allah SWT ingin mendapatkan makanan tanpa harus berusaha. Selepas berdo’a ia pergi dan mendapati dua orang yang sedang berkelahi. Ia berusaha melerainya. Namun, ia malah dipukuli oleh kedua orang yang bertikai itu.

Mereka bertiga akhirnya ditangkap polisi dan dijebloskan ke dalam penjara. Laki-laki itu merenung, “Mengapa ia harus mengalami kejadian ini. Aku kan sebenarnya berdo’a meminta makanan tanpa harus berusaha”

Tak lama kemudian datanglah petugas penjara. Ia membawa ransum jatah makanan untuk para tahanan. Saat itulah, laki-laki itu tahu bahwa do’anya telah terkabul.

Selengkapnya...

Jumat, 02 April 2010

ORANG BANGKRUT YANG SELAMAT


Diriwayatkan bahwa pada hari kiamat ada seorang hamba yang datang dengan membawa kebaikan yang luar biasa banyak dan besarnya bagaikan gunung.

Saat itu diserukan, "Siapa yang memiliki haqq padanya, datangilah ia dan ambillah haq itu darinya !"

Berdatanganlah orang-orang mengambil berbagai kebaikannya sebagai [engganti dari haqq yang belum ditunaikannya di dunia.

Saking banyaknya yang mengambil, habislah kebaikannya. Jadilah pemilik kebaikan itu sebagai orang bangkrut dan kebingungan. Kebaikannya yang begitu banyak dan besar habis untuk membayar haq orang lain yang belum ia tunaikan di alam dunia.

Saat itu Allah berfirman kepadanya, "Wahai hamba-Ku, sungguh pada-Ku ada harta karun milikmu yang tidak terlihat oleh siapapun makhluk-Ku"

Ia bertanya, "Ya Tuhanku, apakah itu ?"

Allah menjawab, "Niatmu yang dengan niat itulah engkau berbuat kebaikan. Aku tuliskan niat itu bagimu di sisi-Ku tujuh puluh kali lipat"

Selengkapnya...